SISTEM MONETER
Oleh : Amirul Ikhsan
A.
SISTEM MONETER UMUM
Sistem moneter
adalah suatu istilah umum yang meliputi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
tindakan-tindakan yang mempengaruhi mata uang negara tertentu. Bisa juga
diartikan sebagai sistem ekonomi yang mengatur masalah keuangan negara
tertentu, sebab sistem ekonomi mencakup juga masalah mata uang dan keuangan.
a.
Standard Moneter
Standard moneter
diartikan sebagai sistem moneter yang didasarkan atas standard nilai dari pada
uang, termasuk didalamnya peraturan tentang ciri-ciri/sifat-sifat dari pada
uang, peraturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam ataupun kertas),
ekspor-impor logam-logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan
ekspansi demand deposit.
b. Macam-Macam
Standard Moneter
Pada hakekatnya
standard moneter dapat dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu: standard
barang (commodity standard) dan standard kepercayaan (fiat
standard/paper standard).
1.
Standard Barang (commodity standard)
Standard barang
diartikan sebagai sistem moneter dimana nilai/tenaga beli uang dijamin sama
dengan seberat barang tertentu. Misalnya jika uang yang beredar nilainya
dijamin dengan gram emas tertentu disebut standard emas, jika dijamin dengan
gram perak tertentu disebut standard perak, dan bila dijamin dengan seberat
emas dan perak tertentu disebut standard kembar (bi metalic standard).
Dan standard barang ini dibedakan menjadi standard tunggal (monometalic
standard) dan standard kembar (bi metalic standard).
2.
Standard kepercayaan (fiat standard/paper standard)
Adalah suatu
sistem keuangan dimana tiap kesatuan uang tidak dipelihara nilainya dengan
seberat gram barang tertentu (apakah emas ataukah perak). Dalam standard
kertas, bank sentral tidak mempunyai kewajiban untuk membeli atau menjual emas
dengan harga yang tertentu kepada siapapun juga. Bank sentral selalu dapat
mengeluarkan uang kertas bank, sampai berapa jumlah yang diinginkan, sekalipun
likuiditasnya tidak mengijinkan tindakan seperti itu.
c.
Sistem Nilai Tukar
Nilai tukar mata
uang atau yang sering disebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang
asing dalam mata uang domestik, atau dapat juga dikatakan harga mata uang
domestik terhadap mata uang asing. Sebagai contoh nilai tukar (NT) Rupiah
terhadap Dolar Amerika (USD) adalah harga satu dollar Amerika (USD) dalam
Rupiah (Rp), atau dapat juga sebaliknya diartikan harga satu Rupiah terhadap
satu USD. Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar,
yaitu: Pertama, fixed exchange rate atau sistem nilai tukar
tetap. Kedua, managed floating axchange rate atau sistem nilai
tukar mengambang terkendali. Ketiga, floating exchange rate atau
sistem nilai tukar mengambang.
1.
Sistem Nilai Tukar Tetap
Pada sistem nilai
tukar ini, nilai tukar atau kurs suatu mata uang terhadap mata uang lain
ditetapkan pada nilai tertentu, misal; nilai tukar mata uang rupiah terhadap
mata uang dolar Amerika adalah Rp.8000 per dolar. Pada sistem nilai tukar
ini bank sentral akan siap menjual atau membeli kebutuhan devisa untuk
mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan pemerintah, sebab, sebetulnya nilai
tukar mata uang dengan mata uang lain bergantung atas permintaan dan penawaran
mata uang itu sendiri. Apabila nilai tukar tersebut tidak lagi dapat
dipertahankan, maka bank sentral dapat melakukan devaluasi ataupun revaluasi atas
nilai tukar yang ditetapkan.
2.
Sistem Nilai Tukar Mengambang
Pada sistem nilai
tukar ini, nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan
penawaran yang terjadi di pasar. Dengan demikian nilai tukar akan menguat
apabila terjadi kelebihan permintaan diatas penawaran, dan sebaliknya nilai
tukar akan melemah apabila terjadi kelebihan penawaran diatas permintaan yang
terjadi di pasar valuta asing.
3.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
Sistem nilai tukar
mengambang terkendali merupakan sistem yang berada diantara kedua sistem nilai
tukar diatas. Dalam sistem nilai tukar ini, bank sentral menetapkan batasan
suatu kisaran tertentu dari pergerakan nilai tukar yang disebut intervention
band (batas pita intervensi). Nilai tukar akan ditentukan sesuai mekanisme
pasar sepanjang berada di dalam batas kisaran pita intervensi tersebut. Apabila
nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari kisaran tersebut, bank
sentral akan secara otomatis melakukan intervensi di pasar valuta asing
sehingga nilai tukar bergerak kembali ke dalam pita intervensi.
B. SISTEM
MONETER ISLAM
Ekonomi moneter
merupakan salah satu bidang yang dibahas dalam ekonomi islam. Ilmu moneter
adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat serta pengaruh
uang terhadap kegiatan ekonomi. Banyak topik yang dibahas dalam kajian moneter
dalam bidang ekonomi diantaranya peranan dan fungsi uang uang, sistem moneter
dan pengaruhnya terhadap jumlah uang dan kredit, struktur dan fungsi bank,
pengaruh uang dan kredit dalam prekonomian, stabilitas ekonomi, distribusi
pendapatan, dan masih banyak lagi.
Sebagaimana kita
ketahui, dalam kehidupan ekonomi, uang ibarat darah dalam tubuh manusia. Oleh
karenanya, uang memiliki nilai (dalam fungsinya) pada aktivitas ekonomi. Dalam
islam permintaan akan uang terutama dalam transaksi dan kebutuhan kebanyakan
ditentukan oleh tingkat pendpatan dan distribusinya. Permintaan spekulatif akan
uang pada dasarnya dipicu oleh fluktuasi tingkat suku bunga dalam perekonomian
kapitalis. Penurunan tingkat suku bunga yang disertai dengan harapan akan
mningkat merangsang orang atau perusahaan untuk tetap menyimpan uangnya. Karena
dalam perekonomian kapitalis bunga seringkali berfluktuasi. Dengan penghapusan
bunga ini dan kewajiban akan zakat 2,5% setahun dapat meminimalisir permintaan
spekulatif akan uang.
C. Kebijakan
Moneter Tanpa Bunga
Bunga sesangguhnya
merupakan sumber permasalahan yang mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian
(Irfan Syauqi Beik, dalam Republika 17 Oktober 2005). Karena bunga adalah instrumen
yang menyebabkan ketidakseimbangan sektor riil dan moneter.
Dalam perekonomian
islam, sektor perbankan tidak mengenal instrumen suku bunga. Sistem keuangan
Islam merupakan sitem pembagian keuntungan dan kerugian (profit and loss
sharing), bukan kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan
dimuka. Besar kecilnya pembagian keuntungan yang diperoleh nasabah perbankan
Islam ditentukan oleh besar kecilnya pembagian keuntungan yang diperoleh bank
dari kegiatan investasi dan pembiayaan yang dilakukan bamk di sektor riil yang
menentukan besar kecilnya pembagian keuntungan disektor moneter. Artinya sektor
moneter memiliki ketergantungan pada sektaor riil. Jika investasi dan produksi
disektor riil berjalan dengan lancar, maka return pada sektor moneter
akan meningkat. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa kondisi sektor moneter
merupakan cerminan kondisi sektor riil.
Sistem keuangan
Islam sesungguhnya merupakan pelengkap dan penyempurna sistem ekonomi Islam
yang berdasarkan kepada produksi dan perdagangan, atau dikenal dengan istilah
sektor riil.kegiatan yang tinggi dalam bidang produksi dan perdagangan akan
mempertinggi jumlah uang yang beredar , sedangkan kegiatan ekonomi yang lesu
akan berakibat rendahnya perputaran dan jumlah uang beredar. Dengan kata lain,
permintaan terhadap uang akan lahir terutama dari motif transakasi dan tindakan
berjaga-jaga yang ditentukan pada umumnya oleh tingkatan pendapatan uang dan
distribusinya. Makin merata distribusi pendapatan, makin besar permintaan akan
uang untuk tingkatan pendapatan agregat tertentu. Salah satu instrumen untuk
menjaga keseimbangan antara aktivitas ekonomi riil dengan tinggi rendahnya
jumlah uang beredar adalah sistem perbankan Islami.
Kebijakan moneter
yang diformulasikan dalam sebuah perekonomian Islam adalah menggunakan variabel
cadangan uang dan bukan suku bunga. Bank sentral harus menggunakan kebijakan
moneternya untuk menghasilkan suatu pertumbuhan dalam sirkulasi uang yang
mencukupi untuk membiayai pertumbuhan potensial dalam output selama periode
menengah dan panjang, dalam kerangka harga-harga yang stabil dan sasaran
sosioekonomi lainnya. Tujuannya untuk menjamin ekspansi moneter yang pas, tidak
terlalu lambat tetapai tidak terlalu cepat, tetapi cukup mampu menghasilkan
pertumbuhan yang memedai yang dapat menghasilkan kesejahteraan yang merata bagi
masyarakat. Laju pertumbuhan yang dituju haruslah bersifat kesinambungan,
realistis serta mencakup jangka menengah dan jangka panjang.
D. Sumber-Sumber Ekspansi Moneter
Untuk menjamin bahwa pertumbuhan moneter “mencukupi” dan
tidak “berlebihan”, perlu memonitor secara hati-hati tiga sumber utama ekspansi
moneter, dua diantaranya adalah domestik. Pertama, membiayai defisit anggaran
pemerintah dengan meminjam dari bank
sentral. Kedua, ekspansi deposito melalui penciptaan kredit pada bank-bank
komersial. Ketiga, bersifat eksternal, yaitu “menguangkan” surplus neraca
pembayaran luar negeri.
1. Defisit Fiskal
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengambil
sumber-sumber riil pada laju yang lebih cepat dari yang berkesinambungan pada
tingkat harga yang stabil dapat menimbulkan peningkatan deficit fiscal dan
mempercepat penawaran uang sehingga menambah laju inflasi. Bahkan di
Negara-negara industri utama, deficit fiscal yang besar telah menjadi sebab
utama kegagalan memenuhi target suplai uang. Hal ini cenderung menggeser beban
perjuangan dalam menghapus inflasi pada kebijakan moneter. Para ekonom yang
tergabung dalam Economists Advisory Group Bussiness Research Study menyatakan
“makin besar ketergantungan sector pemerintah kepada system perbankan, makin
sukar bagi bank sentral untuk melakukan suatu kebijakn moneter yang konsisten”.
2. Penciptaan Kredit Bank
Komersial
Deposito bank komersial merupakan bagian penting dari
penawaran uang. Pertama, “deposito
primer” yang menyediakan system perbankan dengan basis uang (uang kontan dalam
bank + deposito di bank sentral). Kedua,
“deposito derivatif” yang dalam sebuah system cadangan proporsional mewakili
uang yang diciptakan oleh bank komersial dalam proses perluasan kredit dan
merupakan sumber utama ekspansi moneter dalam perekonomian dengan kebiasaan
perbankan yang sudah maju. Deposito derivative demikian akan menimbulkan suatu
peningkatan penawaran uang, seperti halnya mata uang yang dikeluarkan oleh
pemerintah atau bank sentral.
3. Surplus Neraca Pembayaran
Hanya sebagian kecil Negara-negara muslim menikmati surplus
neraca pembayaran, sedangkan sebagian besar dari mereka mengalami deficit.
Mereka yang mengalami surplus, surplus itu tidak terjadi dalam sector swasta
dan tidak menyebabkan suatu ekspansi otomatis dalam penawaran uang. Ia terjadi
hanya karena pemerintah menguangkan surplus dengan membelanjakan secara
domestic, sedangkan deficit neraca pembayaran sector swasta tidak menggantikan
ini secara memadai.
Di Negara-negara ynag mengalami deficit, sumber utama deficit
berasal dari ekspansi moneter yang tidak sehat dibarengi dengan konsumsi
mencolok dari sector swasta dan pemerintaah melalui deficit transaksi berjalan
dan kebocoran modal “dibawah tanah ”. hal ini tidak dapat dihapuskan tanpa
reformasi sosioekonomi pada tingkatan yang lebih dalam dan kebijakan fiscal
maupun moneter sesuai dengan ajaran-ajaran islam.
E. Instrumen Moneter
Konvensional
Suatu otoritas moneter mempunyai pengaruh yang penting,
walaupun secara tak langsung terhadap arah (trend) tingkat harga,output, dan
nilai tukar uang suatu Negara. Otoritas moneter, atau bank sentral, melakukan
hal tersebut melalui kemampuannya dalam mengendalikan penawaran uang dan kredit
bank serta melalui pengaruhnya terhadap suku bunga,arus kredit, dan
perkembangan sector financial pada sebuah perekonomian.
Pengaruh spesifik yang lain adalah kemampuan bank sentral
untuk mengendalikan jumlah maksimum suku bunga yang dapat dibayarkan terhadap
jumlah simpanan tertentu kepada bank-bank dan menentukan proporsi saham yang
dapat dibeli melalui kredit. Bank sentral dapat mempunyai kekuasaan temporer
untuk mengendalikan kredit komersial, kredit perumahan, dan kredit kontruksi
lainnya.
Bank sentral tersebut dalam melakukan implementasi
kebijakannya mempunyai empat macam instrument (alat) utama;
·
Operasi pasar terbuka (Open Market Operation) atau OMO yang
mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
·
Tingkat diskonto (Discount
Rate) atau fasilitas diskonto yang mempengaruhi biaya uang.
·
Ketentuan cadangan minimum
(Reserve Requirement) atau RR yang mempengaruhi jumlah kewajiban minimum dana
pihak ketiga yang harus disimpan (tidak boleh disalurkan sebagai kredit) oleh
bank.
·
Himbauan moral (Moral
Suasion) yang mempengaruhi tindak-tanduk para bankir dan manajer senior
institusi-institusi financial dalam kegiatan operasional keseharian bisnisnya
agar searah dengan kepentingan public/pemerintah.
F. Instrumen Kebijakan
Moneter
Dalam kerangka strategi yang telah dijelaskan diatas, dapat
diajukan mekanisme kebijakan moneter yang tidak saja akan membantu mengatur
penawaran uang seirama terhadap permintaan riil terhadap uang, tetapi juga
membantu memenuhi kebutuhan untuk membiayai deficit pemerintah yang benar-benar
riil dan mencapai sasaran sosioekonomi masyarakat islam lainnya.
1. Target Pertumbuhan Dalam
M dan MO
Setiap tahun, bank sentral harus menentukan pertuatumbuhan
peredaran uang yang diinginkan (M) sesuai dengan sasaran ekonomi nasional,
termasuk laju pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, tetapi yang berkesinambungan
dan stabilitas mata uang. Target pertumbuhan dalam M ini harus dilihat ulang
setiap kuartal atau kapan saja bila diinginkan dengan melihat kinerja
perekonomian dan trend variable-variabel penting lainnya.
Mengingat bahwa pertumbuhan pada M berkaitan erat dengan
pertumbuhan dalam MO atau uang berdaya tinggi (high powered money) yang
didefinisikan sebagai mata uang dalam sirkulasi plus deposito pada bank
sentral, bank sentral harus mengatur ketersediaan dan pertumbuhan Mo. Berkaitan
dengan pengaturan MO ini, sumber-sumber daya yang dapat diturunka dari kekuatan
ini harus dimanfaatkan untuk memenuhi sasaran-sasaran masyarakat islam yang
berorientasi kepada kesejahteraan social.
2. Saham Publik Terhadap
Deposito Unjuk (Uang Giral)
Sebagian uang giral bank komersial, sampai ukuran tertentu,
misalnya 25% (batas maksimal dalam keadaan normal) harus dialihkan kepada
pemerintah untuk membiayai proyek-proyek yang bermanfaat secara social, dimana
prinsip bagi hasil tidak layak atau tidak diinginkan. Ini merupakan tambahan
dari jumlah yang dilimphkan oleh bank sentral kepada pemerintah untuk melakukan
ekspansi basis moneter MO, dengan cara mengalihkan sebagian deposito unjuk yang
dimobilisasi kepeda pembendaharaan public untuk membiayai proyek-proyek yang bermafaat
secara social tanpa memaksakan beban kepada pundak public lewat pajak yang
dikumpulkan.
3. Cadangan Wajib Resmi
Bank-bank komersial diwajibkan untuk menahan suatu proporsi
tertentu, misalnya 10-20%, dari deposito unjuk mereka dan simpan di bank sentral
sebagai cadangan wajib. Bank sentral harus membayar ongkos mobilisasi deposito
ini kepada bank-bank komersial, persis seperti pemerintah menanggung ongkos
mobilisasi 25% deposito unjuk yang dialihkan kepada pemerintah. Cadangan resmi
ini dapat divariasikan oleh bank sentral dengan anjuran kebijakan moneter.
Alasan dibalik cadangan wajib hanya diberlakukan kepada
deposito unjuk. Seperti yang telah disebutkan didepan, adalah sifat ekuitas
deposito mudharabah dalam sebuah
perekonomian islam. Mengingat bentuk ekuitas lain dikecualikan dari cadangan
wajib resmi, tak ada alasan untuk mewajibkan deposito mudharabah dengan ketentuan semacam ini. Hal ini tidak harus
berdampak buruk pada control sirkulasi uang yang harus direalisasikan melalui
control uang berdaya tinggi pada sumbernya seperti yang sudah disebutkan di
depan.
Dana-dana yang diterima oleh bank sentral melalui kewajiban
cadangan resmi dapat digunakan untuk dua hal. Sebagian dana harus digunakan
oleh bank sentral untuk melayani pinjaman sebagai lender of the last resort. Bank sentral dapat bertindak sebagai lender of the last resort dalam
batas-batas tertentu yang telah disepakati untuk menghindari penggunaan
fasilitas ini secara tidak benar, dalam situasi kritis, bank sentral dapat
melampaui batas-batas ini, tentu dengan sanksi-sanksi, peringatan serta program
koreksi yang sesuai.
4. Pembatas Kredit
Alat-alat seperti yang disebutkan diatas akan mempermudah
bank sentral dalam melakukan ekspansi yang diinginkan pada uang berdaya tinggi,
sampai pada ekspansi yang melebihi batas yang diinginkan. Masalahnya pertama, tidaklah mudah menentukan
secara akurat kucuran kredit kepada system perbankan, selain yang telah
disediakan oleh pinjaman mudarabah bank sentral, terutama dalam sebuah pasar
uang yang masih kurang berkembang seperti yang ada di negara-negara muslim. Kedua, hubungan antara cadangan bank
komersial dan ekspansi kredit tidak akurat benar. Perlunya penetapan batasan
pada kredit bank komersial untuk menjamin bahwa penciptaan kredit total adalah
konsisten dengan target-target moneter.
5. Alokasi Kredit yang
Beroreantasi kepada Nilai
Mengingat kredit bank terjadi karena dana yang dimiiki oleh
publik, kredit harus dialokasikan dengan bijak agar bisa membantu mewujudkan
kemaslahatan umat. Criteria untuk lokasi ini, seperti dalam kasus sumber-sumber
daya yang disediakan Allah pada umumnya, harus mewujudkan sasaran masyarakat
islam dan kemudian memaksimalkan keuntungan pribadi. Hal ini bias dicapai
dengan menjamin bahwa;
·
Alokasi kredit akan
menimbulkan suatu produksi dan distribusi optimal bagi barang dan jasa yang
diperlukan oleh sebagian besar anggota masyarakat.
·
Manfaat kredit dapat
dirasakan oleh sejumlah besar kalangan bisnis di masyarakat.
Cara yang tepat untuk mencapai tujuan pertama adalah dengan
mempersiapkan suatu perencanaan yang berorientasi kepada nilai dan kemudian
menyambungkan perencanaan ini dengan system perbankan komersial untuk
implementasi yang efisien. Pendekatannya harus pertama, menjelaskan kepada bank-bank komersial tentang sector dan
area ekonomi mana yang harus didorong lewat pembiayaan bank-bank komersial dan
apa sasaran-sasaran yng harus diwujudkan. Kedua,
mengadopsi tindakan-tindakan institusional asalkan masih dalam nilai-nilai
islam.
6. Teknik Lain
Bank sentral melalui kontak personalnya, konsultasi, dan
rapat-rapat dengan bank-bank komersial, dapat bahu-membahu menjaga kekuatan dan
memecahkan persoalan perbankan serta memberikan saran kepada mereka dengan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan
yang diinginkan.
Diluar instrument suku bunga dan operasi pasar yang biasa
digunakan oleh system perbankan konvensional, setidaknya terdapat tiga
instrument yangdapat dipakai oleh bank
sentral untuk menciptakan suatu dampak yang lebih langsung pada cadangan bank-bank
komersial. Persetujuan tukar menukar mata uang asing oleh banksentral dengan
ban komersial dan pengumpulan umum.
Instrument lainnya juga telah disarankan didalam literature
perbankan Islam. tiga diantaranya adalah :
1)
Membeli dan menjual saham dan
sertifikat bagi hasil untuk menggantikan obligasi pemerintah dalam operasi
pasar
2)
Rasio pemberian kembali pembiayaan
3)
Rasio pemberian perjanjian
G. Kesehatan Moneter
Uang beredar tidak akan dipengaruhi oleh suku bunga
yang erratic dan sukar diramalkan, juga tidak leh kebutuhan untuk menstabilkan
mereka. Persoalan yang sukar diatasi seperti menstabilkan suku bunga tanpa
control pada uang beredar atau mengatur uang beredar tanpa control pada suku
bunga, akan dapat diatasi. Dengan tidak adanya suku bunga uang beredar dapat
diatur oleh bank sentral menurut kebutuhan sector rill perekonomian dan
sasaran-sasaran masyarakat muslim.
Pertumbuhan dalam M dapat diatur untuk merealisasikan
sasaran kesejahteraan berbasis luas dan suatu laju pertumbuhan optimal, tetapi
realistis dalam konteks stabilitas harga. Target dalam M ini akan dapat dicapai
dengan menghasilkan pertumbuhan yang diinginkan dalam uang berdaya tinggi
melalui suatu kombinasi deficit fiscal dan pinjaman mudharabah oleh bank sentral kepada lembaga-lembaga financial.
Bagaimanapun juga, masih ada ekspansi dalam uang beredar diatas atau dibawah
tingkat yang dikehendaki karena dampak dari sejumlah variable yang sukar
dikontrol dan diperkirakan. Eksses atau defisiensi demikian dapat dikurangi
dengan bantuan instruman kebijakan moneter yang lain, sementara ketidak
tersediaan suku bunga disconto dan scuritas pemerintah berbasis bunga tidak
akan menimbulkan persoalan apa-apa.
How to Play Spades with friends in 2021 - Mapyro
BalasHapusFind the best Spades online! 과천 출장마사지 익산 출장샵 Best Online Spades Card Game. 충주 출장안마 Free Spades Card Games & More Spades 원주 출장샵 has become one of the most popular card games around in 제천 출장안마 the world.