Rabu, 13 Juni 2012

SISTEM MONETER


SISTEM MONETER

Oleh : Amirul Ikhsan

A.    SISTEM MONETER UMUM
Sistem moneter adalah suatu istilah umum yang meliputi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mempengaruhi mata uang negara tertentu. Bisa juga diartikan sebagai sistem ekonomi yang mengatur masalah keuangan negara tertentu, sebab sistem ekonomi mencakup juga masalah mata uang dan keuangan.
a.       Standard Moneter
Standard moneter diartikan sebagai sistem moneter yang didasarkan atas standard nilai dari pada uang, termasuk didalamnya peraturan tentang ciri-ciri/sifat-sifat dari pada uang, peraturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam ataupun kertas), ekspor-impor logam-logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan ekspansi demand deposit.
b.      Macam-Macam Standard Moneter
Pada hakekatnya standard moneter dapat dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu: standard barang (commodity standard) dan standard kepercayaan (fiat standard/paper standard).
1.      Standard Barang (commodity standard)
Standard barang diartikan sebagai sistem moneter dimana nilai/tenaga beli uang dijamin sama dengan seberat barang tertentu. Misalnya jika uang yang beredar nilainya dijamin dengan gram emas tertentu disebut standard emas, jika dijamin dengan gram perak tertentu disebut standard perak, dan bila dijamin dengan seberat emas dan perak tertentu disebut standard kembar (bi metalic standard). Dan standard barang ini dibedakan menjadi standard tunggal (monometalic standard) dan standard kembar (bi metalic standard).


2.      Standard kepercayaan (fiat standard/paper standard)
Adalah suatu sistem keuangan dimana tiap kesatuan uang tidak dipelihara nilainya dengan seberat gram barang tertentu (apakah emas ataukah perak). Dalam standard kertas, bank sentral tidak mempunyai kewajiban untuk membeli atau menjual emas dengan harga yang tertentu kepada siapapun juga. Bank sentral selalu dapat mengeluarkan uang kertas bank, sampai berapa jumlah yang diinginkan, sekalipun likuiditasnya tidak mengijinkan tindakan seperti itu.
c.       Sistem Nilai Tukar
Nilai tukar mata uang atau yang sering disebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik, atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sebagai contoh nilai tukar (NT) Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD) adalah harga satu dollar Amerika (USD) dalam Rupiah (Rp), atau dapat juga sebaliknya diartikan harga satu Rupiah terhadap satu USD. Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar, yaitu: Pertama, fixed exchange rate atau sistem nilai tukar tetap. Kedua, managed floating axchange rate atau sistem nilai tukar mengambang terkendali. Ketiga, floating exchange rate atau sistem nilai tukar mengambang.
1.      Sistem Nilai Tukar Tetap
Pada sistem nilai tukar ini, nilai tukar atau kurs suatu mata uang terhadap mata uang lain ditetapkan pada nilai tertentu, misal; nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang  dolar Amerika adalah Rp.8000 per dolar. Pada sistem nilai tukar ini bank sentral akan siap menjual atau membeli kebutuhan devisa untuk mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan pemerintah, sebab, sebetulnya nilai tukar mata uang dengan mata uang lain bergantung atas permintaan dan penawaran mata uang itu sendiri. Apabila nilai tukar tersebut tidak lagi dapat dipertahankan, maka bank sentral dapat melakukan devaluasi ataupun revaluasi atas nilai tukar yang ditetapkan.

2.      Sistem Nilai Tukar Mengambang
Pada sistem nilai tukar ini, nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Dengan demikian nilai tukar akan menguat apabila terjadi kelebihan permintaan diatas penawaran, dan sebaliknya nilai tukar akan melemah apabila terjadi kelebihan penawaran diatas permintaan yang terjadi di pasar valuta asing.
3.      Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
Sistem nilai tukar mengambang terkendali merupakan sistem yang berada diantara kedua sistem nilai tukar diatas. Dalam sistem nilai tukar ini, bank sentral menetapkan batasan suatu kisaran tertentu dari pergerakan nilai tukar yang disebut intervention band (batas pita intervensi). Nilai tukar akan ditentukan sesuai mekanisme pasar sepanjang berada di dalam batas kisaran pita intervensi tersebut. Apabila nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari kisaran tersebut, bank sentral akan secara otomatis melakukan intervensi di pasar valuta asing sehingga nilai tukar bergerak kembali ke dalam pita intervensi.

B.     SISTEM MONETER ISLAM
Ekonomi moneter merupakan salah satu bidang yang dibahas dalam ekonomi islam. Ilmu moneter adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Banyak topik yang dibahas dalam kajian moneter dalam bidang ekonomi diantaranya peranan dan fungsi uang uang, sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang dan kredit, struktur dan fungsi bank, pengaruh uang dan kredit dalam prekonomian, stabilitas ekonomi, distribusi pendapatan, dan masih banyak lagi.
Sebagaimana kita ketahui, dalam kehidupan ekonomi, uang ibarat darah dalam tubuh manusia. Oleh karenanya, uang memiliki nilai (dalam fungsinya) pada aktivitas ekonomi. Dalam islam permintaan akan uang terutama dalam transaksi dan kebutuhan kebanyakan ditentukan oleh tingkat pendpatan dan distribusinya. Permintaan spekulatif akan uang pada dasarnya dipicu oleh fluktuasi tingkat suku bunga dalam perekonomian kapitalis. Penurunan tingkat suku bunga yang disertai dengan harapan akan mningkat merangsang orang atau perusahaan untuk tetap menyimpan uangnya. Karena dalam perekonomian kapitalis bunga seringkali berfluktuasi. Dengan penghapusan bunga ini dan kewajiban akan zakat 2,5% setahun dapat meminimalisir permintaan spekulatif akan uang.

C.    Kebijakan Moneter Tanpa Bunga
Bunga sesangguhnya merupakan sumber permasalahan yang mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian (Irfan Syauqi Beik, dalam Republika 17 Oktober 2005). Karena bunga adalah instrumen yang menyebabkan ketidakseimbangan sektor riil dan moneter.
Dalam perekonomian islam, sektor perbankan tidak mengenal instrumen suku bunga. Sistem keuangan Islam merupakan sitem pembagian keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing), bukan kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan dimuka. Besar kecilnya pembagian keuntungan yang diperoleh nasabah perbankan Islam ditentukan oleh besar kecilnya pembagian keuntungan yang diperoleh bank dari kegiatan investasi dan pembiayaan yang dilakukan bamk di sektor riil yang menentukan besar kecilnya pembagian keuntungan disektor moneter. Artinya sektor moneter memiliki ketergantungan pada sektaor riil. Jika investasi dan produksi disektor riil berjalan dengan lancar, maka return pada sektor moneter akan meningkat. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa kondisi sektor moneter merupakan cerminan kondisi sektor riil.
Sistem keuangan Islam sesungguhnya merupakan pelengkap dan penyempurna sistem ekonomi Islam yang berdasarkan kepada produksi dan perdagangan, atau dikenal dengan istilah sektor riil.kegiatan yang tinggi dalam bidang produksi dan perdagangan akan mempertinggi jumlah uang yang beredar , sedangkan kegiatan ekonomi yang lesu akan berakibat rendahnya perputaran dan jumlah uang beredar. Dengan kata lain, permintaan terhadap uang akan lahir terutama dari motif transakasi dan tindakan berjaga-jaga yang ditentukan pada umumnya oleh tingkatan pendapatan uang dan distribusinya. Makin merata distribusi pendapatan, makin besar permintaan akan uang untuk tingkatan pendapatan agregat tertentu. Salah satu instrumen untuk menjaga keseimbangan antara aktivitas ekonomi riil dengan tinggi rendahnya jumlah uang beredar adalah sistem perbankan Islami.
Kebijakan moneter yang diformulasikan dalam sebuah perekonomian Islam adalah menggunakan variabel cadangan uang dan bukan suku bunga. Bank sentral harus menggunakan kebijakan moneternya untuk menghasilkan suatu pertumbuhan dalam sirkulasi uang yang mencukupi untuk membiayai pertumbuhan potensial dalam output selama periode menengah dan panjang, dalam kerangka harga-harga yang stabil dan sasaran sosioekonomi lainnya. Tujuannya untuk menjamin ekspansi moneter yang pas, tidak terlalu lambat tetapai tidak terlalu cepat, tetapi cukup mampu menghasilkan pertumbuhan yang memedai yang dapat menghasilkan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat. Laju pertumbuhan yang dituju haruslah bersifat kesinambungan, realistis serta mencakup jangka menengah dan jangka panjang.

D.    Sumber-Sumber Ekspansi Moneter
Untuk menjamin bahwa pertumbuhan moneter “mencukupi” dan tidak “berlebihan”, perlu memonitor secara hati-hati tiga sumber utama ekspansi moneter, dua diantaranya adalah domestik. Pertama, membiayai defisit anggaran pemerintah dengan meminjam dari bank sentral. Kedua, ekspansi deposito melalui penciptaan kredit pada bank-bank komersial. Ketiga, bersifat eksternal, yaitu “menguangkan” surplus neraca pembayaran luar negeri.
1.      Defisit Fiskal
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengambil sumber-sumber riil pada laju yang lebih cepat dari yang berkesinambungan pada tingkat harga yang stabil dapat menimbulkan peningkatan deficit fiscal dan mempercepat penawaran uang sehingga menambah laju inflasi. Bahkan di Negara-negara industri utama, deficit fiscal yang besar telah menjadi sebab utama kegagalan memenuhi target suplai uang. Hal ini cenderung menggeser beban perjuangan dalam menghapus inflasi pada kebijakan moneter. Para ekonom yang tergabung dalam Economists Advisory Group Bussiness Research Study menyatakan “makin besar ketergantungan sector pemerintah kepada system perbankan, makin sukar bagi bank sentral untuk melakukan suatu kebijakn moneter yang konsisten”.
2.      Penciptaan Kredit Bank Komersial
Deposito bank komersial merupakan bagian penting dari penawaran uang. Pertama, “deposito primer” yang menyediakan system perbankan dengan basis uang (uang kontan dalam bank + deposito di bank sentral). Kedua, “deposito derivatif” yang dalam sebuah system cadangan proporsional mewakili uang yang diciptakan oleh bank komersial dalam proses perluasan kredit dan merupakan sumber utama ekspansi moneter dalam perekonomian dengan kebiasaan perbankan yang sudah maju. Deposito derivative demikian akan menimbulkan suatu peningkatan penawaran uang, seperti halnya mata uang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau bank sentral.
3.      Surplus Neraca Pembayaran
Hanya sebagian kecil Negara-negara muslim menikmati surplus neraca pembayaran, sedangkan sebagian besar dari mereka mengalami deficit. Mereka yang mengalami surplus, surplus itu tidak terjadi dalam sector swasta dan tidak menyebabkan suatu ekspansi otomatis dalam penawaran uang. Ia terjadi hanya karena pemerintah menguangkan surplus dengan membelanjakan secara domestic, sedangkan deficit neraca pembayaran sector swasta tidak menggantikan ini secara memadai.
Di Negara-negara ynag mengalami deficit, sumber utama deficit berasal dari ekspansi moneter yang tidak sehat dibarengi dengan konsumsi mencolok dari sector swasta dan pemerintaah melalui deficit transaksi berjalan dan kebocoran modal “dibawah tanah ”. hal ini tidak dapat dihapuskan tanpa reformasi sosioekonomi pada tingkatan yang lebih dalam dan kebijakan fiscal maupun moneter sesuai dengan ajaran-ajaran islam.

E.     Instrumen Moneter Konvensional
Suatu otoritas moneter mempunyai pengaruh yang penting, walaupun secara tak langsung terhadap arah (trend) tingkat harga,output, dan nilai tukar uang suatu Negara. Otoritas moneter, atau bank sentral, melakukan hal tersebut melalui kemampuannya dalam mengendalikan penawaran uang dan kredit bank serta melalui pengaruhnya terhadap suku bunga,arus kredit, dan perkembangan sector financial pada sebuah perekonomian.
Pengaruh spesifik yang lain adalah kemampuan bank sentral untuk mengendalikan jumlah maksimum suku bunga yang dapat dibayarkan terhadap jumlah simpanan tertentu kepada bank-bank dan menentukan proporsi saham yang dapat dibeli melalui kredit. Bank sentral dapat mempunyai kekuasaan temporer untuk mengendalikan kredit komersial, kredit perumahan, dan kredit kontruksi lainnya.
Bank sentral tersebut dalam melakukan implementasi kebijakannya mempunyai empat macam instrument (alat) utama;
·      Operasi pasar terbuka (Open Market Operation) atau OMO yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
·      Tingkat diskonto (Discount Rate) atau fasilitas diskonto yang mempengaruhi biaya uang.
·      Ketentuan cadangan minimum (Reserve Requirement) atau RR yang mempengaruhi jumlah kewajiban minimum dana pihak ketiga yang harus disimpan (tidak boleh disalurkan sebagai kredit) oleh bank.
·      Himbauan moral (Moral Suasion) yang mempengaruhi tindak-tanduk para bankir dan manajer senior institusi-institusi financial dalam kegiatan operasional keseharian bisnisnya agar searah dengan kepentingan public/pemerintah.

F.     Instrumen Kebijakan Moneter
Dalam kerangka strategi yang telah dijelaskan diatas, dapat diajukan mekanisme kebijakan moneter yang tidak saja akan membantu mengatur penawaran uang seirama terhadap permintaan riil terhadap uang, tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan untuk membiayai deficit pemerintah yang benar-benar riil dan mencapai sasaran sosioekonomi masyarakat islam lainnya.
1.      Target Pertumbuhan Dalam M dan MO
Setiap tahun, bank sentral harus menentukan pertuatumbuhan peredaran uang yang diinginkan (M) sesuai dengan sasaran ekonomi nasional, termasuk laju pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, tetapi yang berkesinambungan dan stabilitas mata uang. Target pertumbuhan dalam M ini harus dilihat ulang setiap kuartal atau kapan saja bila diinginkan dengan melihat kinerja perekonomian dan trend variable-variabel penting lainnya.
Mengingat bahwa pertumbuhan pada M berkaitan erat dengan pertumbuhan dalam MO atau uang berdaya tinggi (high powered money) yang didefinisikan sebagai mata uang dalam sirkulasi plus deposito pada bank sentral, bank sentral harus mengatur ketersediaan dan pertumbuhan Mo. Berkaitan dengan pengaturan MO ini, sumber-sumber daya yang dapat diturunka dari kekuatan ini harus dimanfaatkan untuk memenuhi sasaran-sasaran masyarakat islam yang berorientasi kepada kesejahteraan social.
2.      Saham Publik Terhadap Deposito Unjuk (Uang Giral)
Sebagian uang giral bank komersial, sampai ukuran tertentu, misalnya 25% (batas maksimal dalam keadaan normal) harus dialihkan kepada pemerintah untuk membiayai proyek-proyek yang bermanfaat secara social, dimana prinsip bagi hasil tidak layak atau tidak diinginkan. Ini merupakan tambahan dari jumlah yang dilimphkan oleh bank sentral kepada pemerintah untuk melakukan ekspansi basis moneter MO, dengan cara mengalihkan sebagian deposito unjuk yang dimobilisasi kepeda pembendaharaan public untuk membiayai proyek-proyek yang bermafaat secara social tanpa memaksakan beban kepada pundak public lewat pajak yang dikumpulkan.
3.      Cadangan Wajib Resmi
Bank-bank komersial diwajibkan untuk menahan suatu proporsi tertentu, misalnya 10-20%, dari deposito unjuk mereka dan simpan di bank sentral sebagai cadangan wajib. Bank sentral harus membayar ongkos mobilisasi deposito ini kepada bank-bank komersial, persis seperti pemerintah menanggung ongkos mobilisasi 25% deposito unjuk yang dialihkan kepada pemerintah. Cadangan resmi ini dapat divariasikan oleh bank sentral dengan anjuran kebijakan moneter.
Alasan dibalik cadangan wajib hanya diberlakukan kepada deposito unjuk. Seperti yang telah disebutkan didepan, adalah sifat ekuitas deposito mudharabah dalam sebuah perekonomian islam. Mengingat bentuk ekuitas lain dikecualikan dari cadangan wajib resmi, tak ada alasan untuk mewajibkan deposito mudharabah dengan ketentuan semacam ini. Hal ini tidak harus berdampak buruk pada control sirkulasi uang yang harus direalisasikan melalui control uang berdaya tinggi pada sumbernya seperti yang sudah disebutkan di depan.
Dana-dana yang diterima oleh bank sentral melalui kewajiban cadangan resmi dapat digunakan untuk dua hal. Sebagian dana harus digunakan oleh bank sentral untuk melayani pinjaman sebagai lender of the last resort. Bank sentral dapat bertindak sebagai lender of the last resort dalam batas-batas tertentu yang telah disepakati untuk menghindari penggunaan fasilitas ini secara tidak benar, dalam situasi kritis, bank sentral dapat melampaui batas-batas ini, tentu dengan sanksi-sanksi, peringatan serta program koreksi yang sesuai.
4.      Pembatas Kredit
Alat-alat seperti yang disebutkan diatas akan mempermudah bank sentral dalam melakukan ekspansi yang diinginkan pada uang berdaya tinggi, sampai pada ekspansi yang melebihi batas yang diinginkan. Masalahnya pertama, tidaklah mudah menentukan secara akurat kucuran kredit kepada system perbankan, selain yang telah disediakan oleh pinjaman mudarabah bank sentral, terutama dalam sebuah pasar uang yang masih kurang berkembang seperti yang ada di negara-negara muslim. Kedua, hubungan antara cadangan bank komersial dan ekspansi kredit tidak akurat benar. Perlunya penetapan batasan pada kredit bank komersial untuk menjamin bahwa penciptaan kredit total adalah konsisten dengan target-target moneter.
5.      Alokasi Kredit yang Beroreantasi kepada Nilai
Mengingat kredit bank terjadi karena dana yang dimiiki oleh publik, kredit harus dialokasikan dengan bijak agar bisa membantu mewujudkan kemaslahatan umat. Criteria untuk lokasi ini, seperti dalam kasus sumber-sumber daya yang disediakan Allah pada umumnya, harus mewujudkan sasaran masyarakat islam dan kemudian memaksimalkan keuntungan pribadi. Hal ini bias dicapai dengan menjamin bahwa;
·            Alokasi kredit akan menimbulkan suatu produksi dan distribusi optimal bagi barang dan jasa yang diperlukan oleh sebagian besar anggota masyarakat.
·            Manfaat kredit dapat dirasakan oleh sejumlah besar kalangan bisnis di masyarakat.
Cara yang tepat untuk mencapai tujuan pertama adalah dengan mempersiapkan suatu perencanaan yang berorientasi kepada nilai dan kemudian menyambungkan perencanaan ini dengan system perbankan komersial untuk implementasi yang efisien. Pendekatannya harus pertama, menjelaskan kepada bank-bank komersial tentang sector dan area ekonomi mana yang harus didorong lewat pembiayaan bank-bank komersial dan apa sasaran-sasaran yng harus diwujudkan. Kedua, mengadopsi tindakan-tindakan institusional asalkan masih dalam nilai-nilai islam.
6.      Teknik Lain
Bank sentral melalui kontak personalnya, konsultasi, dan rapat-rapat dengan bank-bank komersial, dapat bahu-membahu menjaga kekuatan dan memecahkan persoalan perbankan serta memberikan saran kepada mereka dengan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Diluar instrument suku bunga dan operasi pasar yang biasa digunakan oleh system perbankan konvensional, setidaknya terdapat tiga instrument  yangdapat dipakai oleh bank sentral untuk menciptakan suatu dampak yang lebih langsung pada cadangan bank-bank komersial. Persetujuan tukar menukar mata uang asing oleh banksentral dengan ban komersial dan pengumpulan umum.
Instrument lainnya juga telah disarankan didalam literature perbankan Islam. tiga diantaranya adalah :
1)      Membeli dan menjual saham dan sertifikat bagi hasil untuk menggantikan obligasi pemerintah dalam operasi pasar
2)      Rasio pemberian kembali pembiayaan
3)      Rasio pemberian perjanjian

G.    Kesehatan Moneter
Uang beredar tidak akan dipengaruhi oleh suku bunga yang erratic dan sukar diramalkan, juga tidak leh kebutuhan untuk menstabilkan mereka. Persoalan yang sukar diatasi seperti menstabilkan suku bunga tanpa control pada uang beredar atau mengatur uang beredar tanpa control pada suku bunga, akan dapat diatasi. Dengan tidak adanya suku bunga uang beredar dapat diatur oleh bank sentral menurut kebutuhan sector rill perekonomian dan sasaran-sasaran masyarakat muslim.
Pertumbuhan dalam M dapat diatur untuk merealisasikan sasaran kesejahteraan berbasis luas dan suatu laju pertumbuhan optimal, tetapi realistis dalam konteks stabilitas harga. Target dalam M ini akan dapat dicapai dengan menghasilkan pertumbuhan yang diinginkan dalam uang berdaya tinggi melalui suatu kombinasi deficit fiscal dan pinjaman mudharabah oleh bank sentral kepada lembaga-lembaga financial. Bagaimanapun juga, masih ada ekspansi dalam uang beredar diatas atau dibawah tingkat yang dikehendaki karena dampak dari sejumlah variable yang sukar dikontrol dan diperkirakan. Eksses atau defisiensi demikian dapat dikurangi dengan bantuan instruman kebijakan moneter yang lain, sementara ketidak tersediaan suku bunga disconto dan scuritas pemerintah berbasis bunga tidak akan menimbulkan persoalan apa-apa.




1 komentar:

  1. How to Play Spades with friends in 2021 - Mapyro
    Find the best Spades online! 과천 출장마사지 익산 출장샵 Best Online Spades Card Game. 충주 출장안마 Free Spades Card Games & More Spades 원주 출장샵 has become one of the most popular card games around in 제천 출장안마 the world.

    BalasHapus